Maluku digemparkan dengan serangkaian kasus keracunan massal yang menimpa siswa-siswi penerima program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Insiden pertama terjadi pada Kamis, 11 September, di SMP Negeri 1 Tepa, Kabupaten Maluku Barat Daya, yang menyebabkan 30 siswa mengalami keracunan setelah mengonsumsi ikan tuna. Sepekan kemudian, pada Kamis, 18 September, 17 siswa SDN 19 Tual juga mengalami gejala serupa setelah menyantap buah melon.
Keesokan harinya, Jumat, 19 September, 16 siswa SD Inpres Passo di Kota Ambon dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi mie instan yang diduga sudah basi. Total, sebanyak 63 siswa di Maluku menjadi korban keracunan akibat menu MBG dalam rentang waktu kurang dari dua minggu.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Maluku.
DPRD Maluku Desak Evaluasi Menyeluruh Program MBG
Menanggapi kejadian tersebut, DPRD Provinsi Maluku mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG. Ketua DPRD Maluku, Benhur G. Watubun, menilai bahwa lemahnya pengawasan terhadap penyelenggara, yakni Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), menjadi faktor utama terjadinya keracunan.
Ia mengusulkan agar anggaran MBG dialihkan langsung kepada orang tua siswa, sehingga mereka dapat menyiapkan makanan sesuai standar gizi yang aman dan sehat. Benhur juga menekankan pentingnya peran pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah daerah dalam memastikan kualitas dan keamanan makanan yang disajikan kepada siswa.
Pemerintah Maluku Tindak Lanjuti Kasus Keracunan
Pemerintah Provinsi Maluku melalui Juru Bicara Kasrul Selang menyatakan keprihatinannya atas insiden keracunan yang menimpa siswa-siswi di Kota Ambon, Kota Tual, dan Kabupaten Maluku Barat Daya. Kasrul menegaskan bahwa Gubernur Maluku telah mengingatkan seluruh SPPG untuk memperhatikan prosedur tetap (protap) dalam penyiapan makanan bergizi bagi siswa.
Ia juga menambahkan bahwa Pemprov Maluku akan segera memanggil seluruh kepala daerah untuk membahas langkah-langkah konkret guna mencegah terulangnya kejadian serupa. Langkah ini mencakup evaluasi terhadap standar sanitasi, pelatihan bagi petugas, dan peningkatan pengawasan di tingkat daerah.
Baca Juga: Anggota DPRD Tanimbar Dilaporkan Wartawan ke Polisi
Evaluasi Program MBG di Tingkat Nasional
Kasus keracunan yang terjadi di Maluku bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, pada 17 September 2025, 251 siswa di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Juga mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu MBG.
Insiden serupa juga terjadi di Kecamatan Empang, Sulteng, yang melibatkan sekitar 90 siswa. Menyikapi hal ini, Komisi IX DPR RI mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG.
Mereka menyoroti masalah distribusi, keterlambatan pengiriman makanan, hingga variasi menu yang dinilai tidak bergizi seimbang. Evaluasi ini bertujuan agar program MBG dapat benar-benar meningkatkan gizi anak sekolah tanpa membahayakan kesehatan mereka.
Harapan Untuk Perbaikan Program MBG
Insiden keracunan yang menimpa siswa-siswi di Maluku dan daerah lain menjadi momentum penting bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan memperbaiki pelaksanaan program MBG. Program ini seharusnya menjadi upaya strategis untuk meningkatkan gizi anak sekolah. Namun jika tidak dikelola dengan baik, justru dapat membahayakan kesehatan mereka.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk melibatkan semua pihak terkait. Termasuk dinas kesehatan, akademisi, dan masyarakat, dalam menjaga kualitas dan keamanan makanan yang disajikan. Selain itu, transparansi dalam pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program juga menjadi kunci untuk memastikan bahwa tujuan program MBG tercapai dengan baik.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Maluku, termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Maluku sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari potretmaluku.id