Posted in

Bentrok Dua Desa di Tanimbar, Polisi Luka Akibat Panah Tradisional

Bentrok terjadi antara warga dua desa di Kepulauan Tanimbar, Maluku, yang dipicu perselisihan lama terkait batas wilayah.

Bentrok Dua Desa di Tanimbar, Polisi Luka Akibat Panah Tradisional

Insiden ini menyebabkan seorang anggota polisi terluka akibat panah tradisional saat berusaha melerai keributan. Ratusan warga terlibat dalam perkelahian yang menggunakan senjata tradisional dan batu, menimbulkan kepanikan di desa sekitar.

Berikut ini rangkuman berbagai informasi terbaru dan terviral di Maluku yang ada di Info Kejadian Maluku.

Konflik Warga Dua Desa di Tanimbar, Polisi Terluka Akibat Panah

Ketegangan pecah antara warga dua desa di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, pada Rabu (10/12/2025) malam, hingga mengakibatkan bentrok terbuka yang menimbulkan korban luka. Seorang anggota kepolisian dilaporkan tertembak anak panah saat berusaha melerai bentrokan yang terjadi di perbatasan Desa Sifnana dan Desa Bomaki, Kecamatan Tanimbar Selatan.

Informasi yang dihimpun menunjukkan bahwa bentrokan bermula dari perselisihan antara pemuda kedua desa yang kemudian berkembang menjadi perang batu dan senjata tradisional. Ratusan warga terlibat dalam keributan itu, menyebabkan suasana di wilayah tersebut mencekam sejak malam hingga dini hari.

Kepolisian Resor Kepulauan Tanimbar bersama aparat TNI segera turun ke lokasi untuk menenangkan situasi. Kapolres Kepulauan Tanimbar, AKBP Made Yoga Satria, membenarkan adanya satu personel terluka akibat tembakan anak panah saat menghalau massa.

Sengketa Pribadi Picu Bentrok Warga

Menurut hasil penyelidikan awal, bentrok antara Desa Sifnana dan Desa Bomaki diduga dipicu insiden ringan antara dua pemuda yang saling berselisih saat acara tradisional beberapa hari sebelumnya. Perselisihan itu kemudian memancing kemarahan kelompok pemuda dari masing-masing desa.

Aksi saling serang itu menggunakan batu, senjata tajam, hingga panah tradisional khas Tanimbar yang dikenal sangat mematikan. Warga kedua pihak memasang blokade di jalan-jalan penghubung desa untuk mencegah serangan balasan. Api unggun besar terlihat di beberapa titik sebagai simbol kesiapan perang antar warga.

Pihak kepolisian bekerja keras memediasi tokoh adat dan kepala desa agar situasi tidak melebar lebih jauh. Kami fokus mencegah jatuhnya korban jiwa dan memulihkan kondisi keamanan. Kedua belah pihak sudah kami panggil untuk duduk bersama dalam forum adat, kata AKBP Made Yoga.

Baca Juga: Polda Maluku Bantu Kemanusiaan, Ringankan Beban Bencana Sumut

Petugas Amankan Lokasi, Proses Mediasi Dimulai

Petugas Amankan Lokasi, Proses Mediasi Dimulai

Setelah bentrokan berhasil diredam menjelang Kamis subuh, aparat gabungan TNI-Polri langsung memperkuat penjagaan di titik-titik rawan, termasuk akses jalan utama penghubung kedua desa. Situasi berangsur kondusif, meski beberapa warga masih berjaga dengan penuh kewaspadaan.

Selain korban dari aparat, beberapa warga dilaporkan mengalami luka ringan akibat lemparan batu dan terkena serpihan kaca. Total setidaknya enam orang mendapat perawatan di puskesmas terdekat. Pemerintah daerah melalui Camat Tanimbar Selatan telah mengimbau warga untuk menghentikan aksi saling balas demi menjaga stabilitas keamanan.

Forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda) Kepulauan Tanimbar pun segera menggelar rapat darurat di Saumlaki untuk membahas langkah penyelesaian jangka panjang. Polisi berencana memperkuat patroli rutin dan menempatkan pasukan tambahan selama beberapa hari ke depan.

Ajakan Damai dan Peran Tokoh Adat

Di tengah suasana tegang, tokoh adat dan tokoh agama kedua desa mulai turun tangan untuk meredakan amarah warganya. Melalui ritual adat lokal dan pendekatan kekeluargaan, mereka berusaha membuka komunikasi antara kedua pihak yang sebelumnya memutus kontak total.

Para tetua adat mengingatkan bahwa budaya Tanimbar dikenal menjunjung tinggi solidaritas dan penghormatan terhadap leluhur, sehingga kekerasan tidak sejalan dengan nilai-nilai tradisi setempat. Mereka menilai bentrok semacam itu hanya akan menimbulkan luka sosial dan mengancam hubungan kekerabatan antar desa yang selama ini harmonis.

Polisi berharap langkah mediasi kultural ini menjadi kunci perdamaian permanen. Warga diimbau untuk tidak lagi terprovokasi oleh isu atau video bentrokan yang menyebar di media sosial.

Simak dan ikuti berita terupdate lainnya tentang Maluku dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpecaya hanya di Info Kejadian Maluku.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari detik.com
  2. Gambar Kedua dari detik.com