Posted in

Proyek Parkir Digital Ambon Gagal Beroperasi, Anggaran Miliaran Menguap?

Gagalnya proyek Parkir Digital Ambon adalah pengingat penting bahwa transformasi digital tidak bisa hanya sekadar slogan.

Proyek Parkir Digital Ambon Gagal Beroperasi, Anggaran Miliaran Menguap?

Melalui aplikasi dan sistem digital, masyarakat nantinya cukup melakukan pembayaran parkir lewat smartphone. Tidak perlu lagi uang tunai, tidak perlu mencari tukang parkir yang kerap tidak resmi, dan tentu saja dengan pengawasan real time. Namun di balik mimpi besar ini, realitas yang terjadi justru jauh dari ekspektasi.

Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Maluku.

Ambisi Kota Ambon Untuk Modernisasi Sistem Parkir

Proyek ini digadang-gadang sebagai langkah besar menuju transformasi digital dalam pelayanan publik di sektor perparkiran.

Wali Kota Ambon saat itu bahkan menyebut bahwa sistem ini akan mengurangi kebocoran PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor parkir yang selama ini sulit diawasi dan penuh dengan celah.

Melalui aplikasi dan sistem digital, masyarakat nantinya cukup melakukan pembayaran parkir lewat smartphone. Tidak perlu lagi uang tunai, tidak perlu mencari tukang parkir yang kerap tidak resmi, dan tentu saja dengan pengawasan real time. Namun di balik mimpi besar ini, realitas yang terjadi justru jauh dari ekspektasi.

Harapan Tinggi Realisasi Minim

Resmi diluncurkan dengan penuh semangat dan antusiasme, Parkir Digital Ambon sebenarnya sudah dikembangkan sejak tahun 2022 dan bahkan diuji coba secara terbatas. Tetapi hingga tahun 2024 berakhir, proyek ini tak kunjung berjalan secara utuh, bahkan dinilai gagal total oleh berbagai pihak.

Masalah yang muncul sangat berlapis:

  • Infrastruktur minim: Banyak titik parkir yang tidak memiliki alat pemindai atau jaringan yang stabil untuk menjalankan sistem digital.
  • Tingkat literasi digital masyarakat yang masih rendah: Tak semua pengendara di Ambon terbiasa menggunakan aplikasi digital untuk transaksi sehari-hari, apalagi untuk parkir.
  • Kekacauan dalam pendataan petugas lapangan: Petugas parkir yang seharusnya mendukung sistem digital malah menolaknya karena khawatir kehilangan penghasilan.
  • Kurangnya sosialisasi dan edukasi: Tak sedikit masyarakat yang bahkan tidak tahu keberadaan proyek ini, apalagi cara menggunakannya.

Proyek yang seharusnya menjadi solusi, justru menciptakan kebingungan. Alih-alih berjalan efisien, sistem parkir kembali ke cara lama tunai, manual, dan tanpa kontrol yang akurat.

Baca Juga: Polres MBD Perketat Pengawasan Tahanan, Pastikan Keamanan Ruang Sel

Pihak Swasta Disorot Pemerintah Kewalahan

Dalam pelaksanaannya, proyek ini dikerjakan melalui skema kerja sama antara Pemerintah Kota Ambon dengan pihak swasta penyedia sistem dan perangkat lunak. Namun kerja sama ini pun akhirnya menuai banyak pertanyaan. DPRD Kota Ambon menyoroti proses tender dan transparansi dari pemilihan mitra kerja yang dinilai terlalu tertutup.

Sementara itu, masyarakat merasa sistem ini terkesan dipaksakan, tanpa kesiapan dari lapangan. Beberapa alat sensor parkir dipasang tapi tidak digunakan, bahkan rusak dan tak pernah diperbaiki.

Pemkot sendiri kewalahan menjawab kritikan. Tak sedikit pula aktivis dan pengamat kebijakan publik yang menyebut bahwa proyek ini adalah contoh klasik dari gagalnya eksekusi digitalisasi tanpa pemetaan yang matang.

Banyak pihak berharap Pemkot bisa melakukan evaluasi menyeluruh tidak hanya menyalahkan kondisi di lapangan, tetapi juga mengakui bahwa ada kesalahan perencanaan sejak awal.

Evaluasi dan Harapan

Kegagalan Proyek Parkir Digital Ambon bukan berarti modernisasi perparkiran di kota ini harus berhenti total. Justru sebaliknya, ini harus menjadi bahan evaluasi penting bagi semua kota di Indonesia yang ingin menuju sistem smart city.

Langkah-langkah yang bisa diambil ke depan antara lain:

  • Libatkan masyarakat dan petugas parkir sejak awal dalam desain ulang sistem
  • Lakukan uji coba terbatas di zona tertentu, lalu kumpulkan masukan sebelum ekspansi skala besar
  • Berikan pelatihan kepada petugas lama, agar mereka bisa beralih dari sistem manual ke digital dengan nyaman
  • Sosialisasikan dengan gencar, bukan hanya di media sosial, tetapi juga langsung ke komunitas dan area parkir
  • Transparansi pengelolaan dan pendanaan proyek, agar publik percaya dan mau ikut mendukung

Dengan perbaikan total dan komitmen dari semua pihak, sistem parkir digital bukan hal mustahil. Tapi itu harus dibangun dengan kesabaran, kolaborasi, dan pemahaman bahwa teknologi hanyalah alat yang terpenting adalah kesadaran manusia yang menggunakannya.

Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Maluku. Termasuk insiden keamanan dan bencana alam. Kalian bisa kunjungi sekarang juga.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari www.malukuterkini.com