Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Banda Neira melaksanakan razia intensif di blok hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Kegiatan ini merupakan langkah proaktif dalam mencegah peredaran barang terlarang, termasuk handphone, narkoba, serta barang-barang lain yang berpotensi disalahgunakan.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran Info Kejadian Maluku.
Razia Sebagai Bentuk Pengawasan Intensif
Razia blok hunian dilakukan sebagai bagian dari strategi pengawasan intensif. Setiap sudut Lapas dipastikan bebas dari barang-barang yang berpotensi membahayakan WBP maupun mengganggu keamanan. Mikha menekankan bahwa keberhasilan program Zero Halinar harus dimulai dari kesadaran kolektif seluruh jajaran petugas.
“Hal ini harus menjadi budaya. Pengawasan dilakukan 24 jam, dan setiap petugas saling mengingatkan untuk menjaga area Lapas tetap bersih dari pelanggaran. Ini merupakan tanggung jawab bersama,” jelas Mikha.
Langkah ini juga selaras dengan tuntutan pemasyarakatan modern yang menekankan profesionalisme, transparansi, dan kepercayaan publik. Dengan pengawasan yang ketat, Lapas dapat meminimalisir risiko terjadinya penyalahgunaan barang terlarang atau tindakan kriminal di dalam lapas.
Hasil Razia Barang Berbahaya Diamankan
Dari razia yang dilakukan, petugas tidak menemukan handphone maupun narkoba. Namun, sejumlah barang terlarang yang berpotensi membahayakan berhasil diamankan. Barang-barang tersebut antara lain:
- Paku
- Jarum jahit sepatu
- Sendok besi
- Korek api
- Pensil
- Obat antibiotik
- Gagang sikat gigi
“Seluruh barang yang ditemukan langsung disita untuk dimusnahkan,” kata Mikha. Keberhasilan pengamanan ini menunjukkan efektivitas pengawasan Lapas Banda Neira serta keseriusan aparat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan hunian WBP.
Baca Juga: Polda Maluku Musnahkan Ratusan Bom Pipa Dan Granat Dari Kasus Terorisme Sejak 2005
Pencegahan Peredaran Narkoba dan Penipuan Digital

Salah satu alasan utama razia ini adalah untuk mencegah peredaran narkoba dan penipuan berbasis teknologi. Dalam beberapa kasus, telepon seluler kerap dimanfaatkan oleh WBP untuk melakukan transaksi ilegal atau penipuan dari dalam Lapas. Dengan lingkungan hunian yang bersih dari handphone dan barang berbahaya, risiko penyalahgunaan teknologi dan peredaran narkoba dapat diminimalisir.
Selain itu, kondisi hunian yang aman dan bebas dari barang berbahaya menciptakan suasana kondusif bagi proses pembinaan. WBP dapat fokus pada kegiatan rehabilitasi, pendidikan, dan pelatihan keterampilan, sehingga tujuan pemasyarakatan untuk membentuk warga binaan yang lebih baik dapat tercapai.
Konsistensi Pengawasan dan Dukungan Program Nasional
Razia yang dilakukan Lapas Banda Neira sejalan dengan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. Program ini menekankan penguatan keamanan, pemberantasan peredaran narkoba, penipuan berbasis teknologi, dan penghapusan praktik pungli di Lapas maupun Rutan.
Melalui pengawasan konsisten, Lapas tidak hanya menegakkan aturan, tetapi juga membangun transparansi dan kepercayaan publik terhadap integritas lembaga pemasyarakatan. Mikha menekankan bahwa seluruh jajaran petugas memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari pelanggaran.
“Langkah ini merupakan wujud nyata komitmen Lapas Banda Neira dalam mendukung program Zero Halinar dan menciptakan Lapas yang profesional, transparan, dan dipercaya masyarakat,” tegas Mikha.
Dengan pengawasan yang ketat, razia rutin, serta kesadaran kolektif seluruh jajaran, Lapas Banda Neira berupaya mewujudkan pemasyarakatan modern yang tidak hanya aman, tetapi juga mendidik dan membina warga binaan menjadi individu yang lebih baik.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi Lapas lainnya dalam membangun sistem pemasyarakatan yang profesional, transparan, dan bebas dari peredaran barang terlarang.
Simak dan ikuti berita terupdate lainnya tentang Maluku dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpecaya hanya di Info Kejadian Maluku.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari antaranews.com
- Gambar Kedua dari antaranews.com