Posted in

Rumah Warga di Ambon Diterjang Longsor, 1 Tewas Tertimbun-1 Luka

Bencana tanah longsor kembali menyisakan duka mendalam. Kali ini, kejadian memilukan terjadi di Kota Ambon, Provinsi Maluku.

Rumah Warga di Ambon Diterjang Longsor, 1 Tewas Tertimbun-1 Luka

Satu orang warga dilaporkan meninggal dunia tertimbun material longsor, sementara satu lainnya mengalami luka serius dan kini tengah dirawat intensif di rumah sakit setempat. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Ambon secara terus-menerus selama beberapa hari terakhir, menyebabkan kontur tanah yang labil di beberapa wilayah perbukitan menjadi sangat rawan longsor.

Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Maluku.

Kronologi Kejadian Longsor

Longsor yang menelan korban jiwa ini terjadi pada hari Minggu dini hari, sekitar pukul 03.00 WIT, saat sebagian besar warga masih tertidur. Lokasi kejadian berada di Kampung Baru, Kecamatan Nusaniwe, yang memang diketahui berada di kawasan perbukitan dengan kemiringan tanah curam. Menurut laporan warga, sebelum longsor terjadi, hujan deras sudah mengguyur sejak sore hari sebelumnya, disertai angin kencang.

Material longsor berupa tanah merah dan batu besar tiba-tiba bergerak cepat dari atas bukit dan menimpa dua unit rumah warga yang berada persis di bawah lereng. Salah satu rumah langsung rata dengan tanah, membuat satu penghuni yang sedang tidur tidak sempat menyelamatkan diri. Sementara penghuni rumah di sebelahnya berhasil diselamatkan dalam kondisi luka-luka setelah dikeluarkan dari balik reruntuhan dinding yang ambruk.

Tim dari BPBD menyatakan bahwa intensitas hujan tinggi selama 48 jam terakhir telah menyebabkan struktur tanah menjadi jenuh air, yang memperparah risiko terjadinya longsor. Tidak ada peringatan dini khusus yang dikeluarkan, karena daerah tersebut belum masuk kategori siaga bencana saat hujan mulai mengguyur.

Proses Evakuasi Dramatis di Tengah Medan Sulit

Evakuasi korban berlangsung dramatis dan penuh tantangan. Tim SAR gabungan yang tiba di lokasi hanya bersenjatakan alat manual seperti sekop, cangkul, dan alat pemotong beton.

Karena lokasi yang sempit dan tertutup reruntuhan mempersulit penggunaan alat berat. Pencarian korban dilakukan secara manual selama lebih dari lima jam di bawah guyuran hujan yang masih terus turun.

Korban meninggal dunia, yang diketahui bernama Rina Latuconsina (34). Ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa sekitar pukul 08.30 WIT.

Jenazah langsung dibawa ke rumah sakit terdekat sebelum diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Sementara korban luka, La Ode Amir (45), berhasil diselamatkan sekitar satu jam sebelumnya dan mengalami patah tulang serta luka robek di bagian kepala dan dada.

Para relawan yang ikut serta dalam evakuasi menyatakan kesulitan besar karena tanah yang labil terus bergerak saat digali. Beberapa kali anggota tim sempat tergelincir atau hampir tertimpa bongkahan batu. Evakuasi juga harus dilakukan dengan cepat karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dikhawatirkan bisa memicu longsor susulan.

Baca Juga: Penanganan Kasus Pencemaran Nama Baik Bos PT SIM, Polda Maluku Dikecam

Penanganan Darurat BPBD Maluku

Penanganan Darurat BPBD Maluku

Untuk sementara waktu, BPBD bersama dinas sosial telah mendirikan tenda darurat bagi warga yang mengungsi, lengkap dengan pasokan makanan, air bersih, dan logistik dasar. Tim psikososial juga mulai diterjunkan untuk membantu anak-anak dan lansia yang mengalami trauma.

Namun, banyak warga menilai bantuan yang diberikan bersifat jangka pendek dan belum menyentuh solusi jangka panjang seperti relokasi aman dan perbaikan infrastruktur lereng.

Aktivis lingkungan dan bencana pun mendesak agar pemerintah kota tidak hanya bergerak setelah terjadi bencana. Mereka menekankan pentingnya pemetaan risiko dan pembangunan zona aman.

Termasuk edukasi rutin ke masyarakat tentang cara bertindak saat tanda-tanda longsor muncul. Penguatan drainase, penanaman pohon penahan tanah, dan larangan pembangunan di atas kemiringan ekstrem juga menjadi tuntutan.

Harapan warga sangat sederhana: mereka ingin hidup tenang tanpa ancaman tanah longsor setiap kali hujan turun. Kejadian di Kampung Baru menjadi pengingat keras bahwa bencana bisa datang kapan saja jika tidak ada langkah nyata dari pihak berwenang.

Tragedi ini bukan hanya tentang satu nyawa yang hilang. Tapi juga tentang kegagalan kolektif dalam membangun sistem perlindungan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.

Pentingnya Mitigasi Bencana Jangka Panjang

Tragedi longsor di Ambon ini menjadi tamparan keras bagi semua pihak bahwa mitigasi bencana bukan sekadar wacana, tetapi keharusan yang mendesak. Kota Ambon dengan kontur geografis yang bergunung dan tebing curam memang sangat rawan terhadap bencana tanah longsor, terutama di musim hujan.

Banyak pakar lingkungan menilai bahwa kombinasi antara curah hujan tinggi, minimnya vegetasi pelindung, dan pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi geologis, menjadi pemicu utama bencana semacam ini. Untuk itu, perlu adanya regulasi lebih ketat mengenai pembangunan di zona merah rawan longsor.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga struktur tanah dan tidak melakukan pembukaan lahan sembarangan juga menjadi kunci. Pemerintah daerah bersama masyarakat harus bahu-membahu merancang tata ruang berbasis risiko bencana. Bukan semata-mata demi estetika atau kepadatan hunian.

Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Maluku. Termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Maluku sekarang juga.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari sentraltimur.com
  • Gambar Kedua dari ambon.antaranews.com