Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara, kembali menjadi sorotan setelah mengalami erupsi yang cukup signifikan.

Letusan terbaru yang terjadi pada awal Juli 2025 ini menyemburkan abu vulkanik hingga setinggi 1,1 kilometer di atas puncak gunung. Fenomena ini menambah daftar panjang aktivitas vulkanik Gunung Dukono yang dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia.
Erupsi ini tidak hanya berdampak pada lingkungan sekitar, tetapi juga mempengaruhi aktivitas masyarakat, wisatawan, dan dunia penerbangan. Berikut Info Kejadian Maluku akan membahas ulasan lengkap mengenai erupsi terbaru Gunung Dukono, dampaknya, serta langkah-langkah mitigasi yang dilakukan.
Sejarah Aktivitas Gunung Dukono
Gunung Dukono telah lama dikenal sebagai gunung api aktif dengan sejarah letusan yang cukup sering. Sejak awal tahun 2025, gunung ini telah mengalami ratusan kali letusan, menjadikannya salah satu gunung teraktif di Indonesia. Aktivitas vulkanik Dukono biasanya ditandai dengan letusan kecil hingga sedang, yang sering kali menyemburkan abu ke udara dan mempengaruhi wilayah sekitarnya.
Letusan yang terjadi pada Jumat, 4 Juli 2025, tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir. Abu vulkanik yang disemburkan mencapai ketinggian sekitar 1.100 meter (1,1 kilometer) di atas puncak atau sekitar 2.187 meter di atas permukaan laut. Kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal dan condong ke arah timur, mengikuti arah angin saat itu.
Kronologi Erupsi Terbaru
Erupsi Gunung Dukono pada awal Juli 2025 terjadi pada pukul 05.49 WIT. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono dari Badan Geologi Kementerian ESDM, Bambang Sugiono, melaporkan bahwa letusan kali ini cukup kuat dengan kolom abu yang sangat jelas terlihat dari kejauhan. Erupsi ini masih berlangsung saat laporan dibuat, menandakan adanya potensi letusan susulan.
Dalam sepekan terakhir, Gunung Dukono telah mengalami beberapa kali erupsi dengan ketinggian abu bervariasi antara 800 hingga 1.200 meter. Aktivitas vulkanik yang tinggi ini juga terekam oleh seismograf, menunjukkan adanya gempa letusan, gempa vulkanik dalam, dan gempa tektonik jauh yang mengindikasikan pergerakan magma di dalam tubuh gunung api.
Baca Juga: Gempa M 4,9 Guncang Maluku, Rumah Ambruk Warga Panik dan Mengungsi ke Pegunungan
Dampak Erupsi Terhadap Masyarakat dan Lingkungan

Erupsi Gunung Dukono berdampak langsung pada masyarakat di sekitar Halmahera Utara. Abu vulkanik yang tersebar dapat menyebabkan gangguan pernapasan, menurunkan jarak pandang, serta mengganggu aktivitas pertanian dan transportasi, termasuk penerbangan.
Pemerintah melalui Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 kilometer dari kawah Malupang Warirang, pusat erupsi Gunung Dukono.
Selain itu, masyarakat diimbau selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik. Penyebaran abu sangat bergantung pada arah dan kecepatan angin, sehingga wilayah terdampak bisa berubah-ubah setiap saat. Petani dan nelayan juga diminta waspada terhadap potensi bahaya lain seperti hujan abu yang dapat merusak tanaman dan mencemari sumber air.
Langkah-Langkah Mitigasi dan Tanggap Darurat
Pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait segera melakukan langkah-langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak erupsi. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain:
- Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya abu vulkanik dan cara perlindungan diri.
- Pembagian masker gratis di wilayah terdampak.
- Peningkatan pemantauan aktivitas Gunung Dukono melalui pos pengamatan dan seismograf.
- Penyiapan jalur evakuasi dan tempat pengungsian jika terjadi erupsi lebih besar.
- Koordinasi dengan otoritas penerbangan untuk menghindari jalur udara yang terdampak abu vulkanik.
Status Gunung Dukono saat ini berada pada Level II (Waspada), artinya masyarakat harus tetap waspada dan mengikuti semua arahan dari pihak berwenang.
Potensi dan Ancaman di Masa Mendatang
Dengan statusnya sebagai salah satu gunung api teraktif di Indonesia, Gunung Dukono diprediksi masih akan terus menunjukkan aktivitas vulkanik dalam waktu dekat. Data dari MAGMA Indonesia mencatat bahwa sepanjang tahun 2025, Gunung Dukono telah mengalami ratusan kali letusan, menandakan adanya suplai magma yang masih aktif di bawah permukaan.
Potensi ancaman ke depan meliputi letusan yang lebih besar, penyebaran abu hingga ke wilayah yang lebih luas, serta kemungkinan terjadinya hujan abu yang dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan mitigasi menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman bencana vulkanik ini.
Kesimpulan
Erupsi Gunung Dukono dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 1,1 kilometer menegaskan statusnya sebagai gunung api aktif yang patut diwaspadai. Masyarakat di sekitar gunung diimbau untuk selalu waspada, menggunakan masker, dan mematuhi larangan beraktivitas di radius berbahaya.
Pemerintah dan instansi terkait terus meningkatkan pemantauan dan kesiapsiagaan untuk meminimalisir dampak erupsi di masa mendatang. Dengan sinergi antara masyarakat dan pemerintah, diharapkan risiko bencana akibat aktivitas vulkanik Gunung Dukono dapat ditekan seminimal mungkin.
Simak dan ikuti terus Info Kejadian Maluku agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.malukuterkini.com
- Gambar Kedua dari ambon.antaranews.com