Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Maluku menegaskan hingga saat ini belum menerima pesanan atau order beras premium dari pihak Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).

Untuk mendukung program itu, Bulog diposisikan sebagai salah satu pemasok beras, khususnya jenis premium dan medium, agar stok bahan pokok utama bagi dapur-dapur penyedia MBG dapat terjamin.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Maluku.
Mengapa Order Belum Tercatat?
Pernyataan “belum ada order beras premium dari Dapur MBG” bisa berasal dari beberapa akar masalah. Pertama, mungkin belum ada pengajuan resmi dari instansi setempat atau unit dapur MBG di Maluku kepada Bulog.
Bila belum ada surat permintaan, maka Bulog tak bisa memproses order. Kedua, bisa jadi prosedur internal dalam organisasi MBG di Maluku belum menyinkronkan dengan sistem penyaluran Bulog misalnya aspek anggaran, alokasi, atau audit internal belum disiapkan.
Ketiga, hambatan logistik di wilayah kepulauan bisa membuat pihak dapur MBG enggan memulai dengan beras premium. Karena khawatir risiko keterlambatan atau kerusakan selama pengiriman.
Situasi semacam ini menjelaskan bahwa klaim “belum ada order” bukan selalu bermakna ketidakpedulian pihak Bulog. Melainkan bisa juga gambaran bahwa koordinasi antara pusat dan daerah belum berjalan sempurna.
Sebagai contoh, meskipun Bulog pusat telah menyatakan bahwa mereka siap menyediakan stok dan mendukung program MBG, kenyataan di daerah terpencil seringkali berbeda.
Menilik Peran Bulog Dalam Program MBG
Program MBG telah dicanangkan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menjangkau siswa atau kelompok rentan agar memperoleh asupan gizi memadai setiap hari.
Dalam kerangka tersebut, Bulog diposisikan sebagai salah satu penyedia utama bahan pangan khususnya beras agar kualitas, kuantitas, dan distribusi dapat dikendalikan dengan baik.
Secara nasional, Bulog telah menyiapkan beras dalam dua kategori utama beras premium dan beras medium yang memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan.
Pilihan ini dibuka agar masing-masing wilayah atau Dapur MBG dapat memilih jenis yang cocok berdasarkan kebijakan anggaran dan pertimbangan lokal.
Namun, belum semua dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memanfaatkan beras Bulog. Termasuk belum ada pesanan dari Dapur MBG di wilayah Maluku menurut pernyataan yang Anda minta agar dicermati.
Ketiadaan order ini bisa menunjukkan beberapa hal:
- bahwa kapasitas suplai atau stok lokal belum mencukupi atau belum diorganisir,
- bahwa mekanisme permintaan atau prosedur administratif belum berjalan efektif,
- atau bahwa kebijakan lokal memilih sumber lain (beras lokal atau pemasok swasta) yang dianggap lebih murah atau lebih dekat.
Di sisi lain, pemerintah pusat dan Bappenas (badan pangan nasional atau Bapanas) juga membuka peluang agar stok beras Bulog baik premium maupun medium digunakan dalam program MBG. Namun perlu koordinasi yang baik antara pusat, provinsi, dan kabupaten agar alokasi stok dan permintaan dapat tersinkronisasi.
Baca Juga: Sinergi PIS dan SeaSoldier, Menanam 525 Terumbu Karang untuk Laut Maluku
Dampak Jika Order Tidak Terlaksana

Ketidakadaan order beras premium ke Bulog berarti dapur-dapur MBG di Maluku bisa jadi menggunakan sumber lain mungkin dari pasar lokal, supplier swasta, atau bahkan sumbangan tak terkontrol. Ini memunculkan risiko kualitas (standar kebersihan, mutu biji padi, kadar air) serta potensi penyimpangan dana.
Dengan tidak menggunakan pasokan Bulog, kontrol terhadap harga dan distribusi menjadi lemah. Hal ini bisa memperlebar ketimpangan: dapur di pulau utama mungkin bisa mendapatkan beras premium, sedangkan dapur di pulau jauh tidak.
Lebih jauh, jika model ini dibiarkan berlanjut, kepercayaan publik terhadap program MBG dapat terganggu. Warga berhak mempertanyakan “mengapa subsidi untuk mereka yang membutuhkan tidak dapat dijalankan transparan dan adil?” Maka, memastikan order dari Dapur MBG ke Bulog tak hanya soal teknis rantai pasok, tetapi juga soal legitimasi kebijakan sosial publik.
Langkah Strategis agar Order Bisa Ditindaklanjuti
Untuk mengubah status “belum ada order” menjadi “order aktif dan berjalan”, perlu ada langkah-langkah strategis. Pertama, sosialisasi prosedur pengajuan ke Bulog harus diperkuat di tingkat provinsi dan kabupaten di Maluku. Petugas dapur MBG harus tahu bagaimana mekanisme permintaan beras premium, syarat dokumentasi, dan jadwal distribusi.
Kedua, koordinasi rutin antara Bulog Maluku dan dinas kesehatan / dinas sosial atau instansi pengelola MBG di daerah. Forum lintas sektor akan membantu mengenal hambatan konkret apakah itu kapasitas penyimpanan, dana operasional, atau jadwal pengiriman kapal antar pulau.
Ketiga, penjadwalan logistik yang realistis dengan mempertimbangkan faktor cuaca dan transportasi laut. Bulog perlu merancang rute pengiriman yang efisien, mungkin dengan penentuan titik pengiriman bersama di pulau-pulau utama, lalu dilanjutkan oleh transportasi lokal.
Keempat, monitoring dan evaluasi berkala. Jika order sudah mulai diterima. Distribusi harus diawasi agar tepat waktu dan tepat mutu. Membuka laporan publik lokal bisa jadi alat akuntabilitas.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Maluku, termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Maluku sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari ekbis.harianjogja.com