Polisi mengambil langkah tegas dengan melakukan pemeriksaan terhadap tim SPPG usai terjadinya keracunan massal dalam program MBG di Kairatu, Maluku.

Pada 20 Oktober 2025, ratusan siswa dari berbagai tingkat pendidikan di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Gejala yang muncul antara lain mual, muntah, pusing, bahkan beberapa korban mengeluarkan busa dari mulut. Kasus ini memicu perhatian serius dari pemerintah daerah dan aparat kepolisian. Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Maluku.
Penutupan Sementara Dapur MBG
Polisi Lakukan Investigasi
Pihak kepolisian Resor Seram Bagian Barat (SBB) telah bergerak cepat untuk melakukan investigasi terkait kasus keracunan massal di program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kasat Reskrim AKP Indrus Mukadar menyatakan bahwa polisi memeriksa beberapa pihak yang terlibat dalam pengelolaan MBG. Termasuk Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan staf dapur.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab pasti keracunan dan memastikan prosedur pengolahan makanan telah sesuai standar keamanan pangan.
Selain itu, polisi juga mengumpulkan keterangan dari saksi, guru, dan orang tua korban untuk memperoleh gambaran lengkap terkait distribusi makanan MBG.
Penyidik akan menelusuri apakah terdapat unsur kelalaian atau pelanggaran prosedur yang berkontribusi pada terjadinya keracunan massal. Langkah ini diharapkan dapat memperjelas tanggung jawab pihak terkait dan menjadi dasar tindakan hukum yang tepat.
Baca Juga: ABG di Maluku Jadi Korban Kekerasan Seksual Ayah Kandung
Dampak Kesehatan dan Pemulihan Korban

Dinas Kesehatan SBB melaporkan bahwa total korban keracunan mencapai 231 siswa dari berbagai sekolah di Kairatu. Sebagian besar korban telah mendapatkan perawatan medis dan telah pulih, namun beberapa masih dalam pemantauan.
Gariman Kurniawan, Kepala Dinas Kesehatan SBB. Menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan penanganan yang tepat bagi para korban.
Uji Laboratorium Sampel Makanan
Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Ambon telah mengambil sampel makanan dari dapur MBG untuk diuji di laboratorium. Kepala BPOM Ambon, Tamran Ismail, menjelaskan bahwa proses uji laboratorium memerlukan waktu antara 7 hingga 10 hari kerja.
Hasil uji ini akan digunakan untuk mengidentifikasi kandungan zat dalam makanan yang dapat menyebabkan keracunan.
Tuntutan Dari DPRD SBB
Anggota DPRD SBB, La Ode Anwar Tiha, menuntut agar pemerintah daerah dan aparat penegak hukum segera melakukan investigasi menyeluruh terkait kasus ini. Ia menekankan pentingnya sanksi tegas bagi pihak yang terbukti lalai dalam pengelolaan MBG.
Tiha berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar program MBG di masa depan dapat berjalan dengan lebih baik dan aman bagi siswa.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Maluku, termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Maluku sekarang juga.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari nasional.kompas.com