Sebanyak 232 siswa dari tingkat TK hingga SMA di Maluku diduga mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi program MBG di sekolah.

Insiden ini menyebabkan mereka harus dirawat di fasilitas kesehatan setempat, menimbulkan kekhawatiran serius akan keselamatan pangan. Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran Info Kejadian Maluku.
Kronologi Kejadian dan Jumlah Korban
Pada Senin, 20 Oktober 2025, ratusan siswa di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, mengalami keracunan setelah menyantap hidangan MBG. Gejala yang muncul meliputi mual, muntah, diare, dan pusing kepala. Kasus pertama muncul ketika seorang siswi MIN 2 Kairatu, AN (6), mengalami muntah setibanya di rumah, lalu dilarikan ke Puskesmas Kairatu sekitar pukul 12.00 WIT.
Tak lama kemudian, seorang siswa SD Inpres Talaga Ratu, RI (6), juga mengalami keluhan serupa dan segera mendapatkan perawatan. Hingga pukul 14.00 WIT, setidaknya 52 siswa dari kedua sekolah tersebut telah diperiksa di Puskesmas Kairatu. Total korban yang tercatat mencapai 232 siswa dari beberapa sekolah di Kecamatan Kairatu.
Sebanyak 158 siswa dirawat di Puskesmas Kairatu, dan 74 siswa lainnya di Puskesmas Waimital. Sekolah terdampak termasuk SD Inpres Telaga Ratu, Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2, SD Negeri Waimital, SD Negeri Waipirit, SMA Negeri 1 Kairatu, serta TK Dusun Talaga Ratu. Pada pagi hari Selasa, 21 Oktober, 30 siswa SMA Negeri 1 Kairatu juga dirawat, sementara tiga siswa masih menjalani perawatan hingga sore hari.
Penanganan dan Investigasi
Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat menutup sementara seluruh dapur MBG di wilayah tersebut. Kepala Dinas Kesehatan, Gariman Kurniawan, menyatakan sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan telah dikirim ke BPOM Ambon dan Laboratorium Kesehatan Maluku untuk pengujian. Hasil uji masih menunggu konfirmasi.
Polres Seram Bagian Barat juga melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab keracunan. Personel kepolisian diterjunkan ke lokasi untuk pemeriksaan awal dan berkoordinasi dengan tim kesehatan. Kapolres AKBP Andi Zulkifli menegaskan investigasi dilakukan secara profesional agar sumber keracunan terungkap dan kejadian serupa bisa dicegah.
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menyampaikan keprihatinan atas insiden ini dan memastikan langkah penanganan dilakukan secara serius. Petugas medis dan dinas terkait bekerja untuk merawat korban serta melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Baca Juga: Kapolda Maluku Cek Kesiapan Patroli Respon Time Harus Siaga di Lapangan
Menu Makanan dan Dugaan Penyebab

Hidangan MBG yang disajikan terdiri dari nasi putih, telur, tahu, dan sayur. Program MBG ini merupakan yang perdana di wilayah tersebut. Dugaan awal keracunan mengarah pada makanan yang disajikan dalam program ini.
Sejumlah laporan menyebutkan kemungkinan penyebab termasuk kualitas bahan makanan yang tidak segar atau proses distribusi yang terlambat. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan terkait pengelolaan, keamanan pangan, dan nutrisi dalam program MBG.
Program MBG di beberapa wilayah sebelumnya juga menimbulkan kasus keracunan, sehingga dugaan keamanan pangan menjadi perhatian serius. Evaluasi menu dan metode penyajian menjadi langkah penting untuk mencegah risiko serupa.
Tanggapan Publik dan Evaluasi Program
Kasus keracunan massal ini menimbulkan keprihatinan nasional. Data mencatat 5.626 kasus keracunan MBG di 16 provinsi, meningkat empat kali lipat dalam tiga bulan. Founder CISDI, Diah Saminarsih, menilai kasus ini sebagai puncak gunung es, mengingat pelaporan publik masih minim.
Orang tua siswa menyuarakan kekhawatiran terkait kualitas gizi dan kemungkinan makanan basi. Beberapa menyarankan agar dana MBG dialihkan untuk perbaikan pendidikan. Kritik utama menyasar keterlambatan distribusi, pengawasan yang kurang, dan potensi penyalahgunaan dana.
CISDI mendorong penghentian sementara program MBG untuk evaluasi menyeluruh. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, telah membentuk Satgas KLB untuk menangani kasus ini. BGN juga menegaskan bahwa pihak sekolah atau orang tua tidak diwajibkan menerima makanan bila merasa ragu, dan tidak ada upaya menutupi kejadian keracunan.
Simak dan ikuti berita terupdate lainnya tentang Maluku dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Maluku.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari detik.com
- Gambar Kedua dari detik.com