Posted in

Banjir Melanda 6 Desa di Buru Selatan Maluku, Ketinggian Air Mencapai 1 Meter

Banjir besar melanda enam desa di Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan, Maluku, insiden ini terjadi pada akhir Juni 2025.

Banjir-Melanda-6-Desa-di-Buru-Selatan-Maluku,-Ketinggian-Air-Mencapai-1-Meter

Banjir yang terjadi akibat curah hujan tinggi ini menyebabkan genangan air mencapai ketinggian hingga satu meter dan merendam permukiman warga. Kondisi ini memicu kekhawatiran warga dan pemerintah daerah terkait dampak sosial dan kerusakan infrastruktur.

Info Kejadian Maluku akan memberikan ulasan mengenai banjir yang melanda enam desa di Buru Selatan Maluku, yang dimana airnya dikabarkan mencapai 1 meter.

Desa-Desa yang Terendam Banjir

Enam desa yang terdampak banjir yakni Desa Lumoy, Elara, Siwar, Selasi, Ulima, dan Kampung Baru. Dari tujuh desa yang ada di Kecamatan Ambalau, hanya satu desa yang relatif aman dari banjir. Ketinggian air di beberapa titik mencapai satu meter, sehingga hampir seluruh rumah warga di desa-desa tersebut terendam.

Desa Lumoy dan Elara menjadi wilayah yang paling parah terdampak, dengan banjir bandang yang melanda pada malam hari.

Penyebab Banjir dan Kondisi Cuaca

Banjir ini disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah Buru Selatan sejak Jumat, 27 Juni 2025, hingga Senin, 30 Juni 2025. Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan sungai-sungai di daerah tersebut meluap dan tanggul sungai jebol, sehingga air menggenangi kawasan permukiman.

Cuaca di wilayah Ambalau masih dilaporkan mendung dengan potensi hujan susulan, sehingga warga tetap diimbau waspada terhadap kemungkinan banjir lanjutan.

Dampak Banjir Terhadap Warga dan Infrastruktur

Banjir ini menyebabkan ribuan rumah warga terendam air dan lumpur. Selain itu, akses jalan dan jembatan utama yang menghubungkan antarwilayah ikut rusak dan terputus, sehingga menghambat mobilitas dan distribusi bantuan. Meskipun belum ada laporan korban jiwa, warga sangat terdampak secara ekonomi dan sosial.

Warga Desa Lumoy khususnya mengkhawatirkan kerusakan tanggul sungai yang belum diperbaiki, yang dapat memperparah risiko banjir di masa depan. Mereka mendesak pemerintah daerah segera melakukan perbaikan infrastruktur penahan banjir.

Baca Juga: 621 Personel Polda Maluku Naik Pangkat, Ini Penjelasanya

Upaya Pemerintah dan Bantuan Logistik

Upaya-Pemerintah-dan-Bantuan-Logistik

Bupati Buru Selatan, La Hamidi, telah menuju lokasi banjir di Pulau Ambalau dengan menggunakan speedboat. Ia membawa logistik dan bantuan untuk korban banjir. Pemerintah daerah juga menetapkan status siaga satu di Kecamatan Ambalau guna mengantisipasi kemungkinan memburuknya kondisi akibat cuaca ekstrem.

Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan aparat keamanan terus melakukan pemantauan dan pendataan dampak banjir, meski terkendala jaringan komunikasi yang sulit di pulau tersebut.

Permintaan Bantuan dan Harapan Warga

Warga yang terdampak banjir sangat mengharapkan bantuan segera dari pemerintah, terutama kebutuhan logistik, obat-obatan, dan perbaikan fasilitas umum. Mereka berharap pemerintah dapat mempercepat penanganan dan rehabilitasi pasca-banjir agar kehidupan masyarakat dapat kembali normal.

Selain itu, warga juga menginginkan adanya program mitigasi bencana yang berkelanjutan, termasuk perbaikan tanggul dan pengelolaan lingkungan agar bencana serupa tidak terulang.

Tantangan dan Langkah Ke Depan

Penanganan banjir di wilayah pulau seperti Ambalau menghadapi tantangan logistik dan komunikasi. Akses yang terbatas dan kondisi geografis yang sulit memerlukan koordinasi yang baik antarinstansi pemerintah dan masyarakat.

Langkah ke depan perlu fokus pada peningkatan infrastruktur tahan bencana, penguatan sistem peringatan dini, serta edukasi masyarakat terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.

Kesimpulan

Banjir setinggi satu meter yang melanda enam desa di Kecamatan Ambalau, Kabupaten Buru Selatan, Maluku, akibat curah hujan tinggi telah merendam ribuan rumah dan merusak infrastruktur vital. Dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan warga sangat besar, sementara pemerintah daerah telah menetapkan status siaga dan mengirimkan bantuan logistik ke lokasi terdampak.

Meski menghadapi kendala komunikasi dan akses, upaya penanganan dan mitigasi bencana terus dilakukan. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan pengelolaan lingkungan yang baik untuk mencegah dan meminimalisir risiko bencana di masa depan.

Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Maluku, termasuk insiden keamanan dan bencana alam, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Maluku sekarang juga.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari ameks.fajar.co.id
  2. Gambar Kedua dari detik.com