Pada Selasa, 1 Juli 2025, longboat terbalik di perairan Pulau Wahr membawa 7 mahasiswa KKN UGM, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku.
Sebuah longboat yang membawa tujuh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama lima warga lokal mengalami kecelakaan terbalik akibat gelombang besar. Kejadian ini menimbulkan satu korban meninggal dunia dan satu orang hilang yang kemudian ditemukan meninggal.
Sementara sepuluh penumpang lainnya berhasil selamat dan mendapatkan perawatan medis. Dibawah ini Info Kejadian Maluku akan membahas insiden ini menjadi peringatan penting akan risiko perjalanan laut di wilayah rawan serta perlunya penerapan protokol keselamatan yang ketat.
Kronologi Kejadian
Longboat yang membawa tujuh mahasiswa KKN UGM dan lima warga lokal berangkat dari Desa Debut menuju Pulau Wahr sekitar pukul 14.07 WIT. Perjalanan yang awalnya berjalan lancar tiba-tiba berubah menjadi momen mencekam ketika kapal dihantam gelombang tinggi di tengah laut.
Informasi mengenai kecelakaan ini pertama kali diterima oleh salah satu rekan mahasiswa bernama Fauzidiah, yang kemudian segera melaporkan kejadian tersebut ke Pos SAR Maluku Tenggara. Berita ini langsung memicu respons cepat dari berbagai instansi terkait untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR).
Korban dan Proses Evakuasi
Dari total 12 penumpang yang berada di longboat, tujuh di antaranya adalah mahasiswa KKN UGM yang tengah menjalankan program pengabdian masyarakat, dan lima lainnya merupakan warga lokal yang ikut dalam perjalanan tersebut. Setelah kecelakaan, sebanyak sepuluh orang berhasil diselamatkan, termasuk lima mahasiswa dan lima warga lokal.
Mereka langsung dievakuasi ke RSUD Karel Satsuitubun untuk mendapatkan perawatan medis. Sayangnya, satu mahasiswa bernama Septian Eka Rahmadi (21) meninggal dunia di lokasi kejadian. Selain itu, satu mahasiswa lain bernama Bagus Adi Prayogo (22) sempat hilang dalam pencarian selama beberapa jam.
Tim SAR yang terdiri dari Basarnas Ambon, TNI, Polairud, Bakamla, Dinas Pariwisata Kota Tual, dan masyarakat setempat melakukan pencarian secara intensif. Setelah pencarian dilanjutkan keesokan harinya, Bagus ditemukan meninggal dunia, menambah duka bagi keluarga dan rekan-rekannya.
Baca Juga:
Respons dan Upaya SAR yang Intensif
Operasi SAR yang dilakukan dalam insiden ini menunjukkan koordinasi yang baik antara berbagai pihak. Kepala Basarnas Ambon, Muhamad Arafah, menyatakan bahwa pencarian dilakukan secara cepat dan menyeluruh dengan melibatkan berbagai instansi serta masyarakat lokal. Upaya ini sangat penting mengingat kondisi perairan yang penuh tantangan dan cuaca yang tidak menentu.
Setelah Bagus ditemukan, operasi pencarian resmi ditutup. Dari sepuluh korban selamat, satu orang telah diperbolehkan pulang setelah dinyatakan sehat, sementara sembilan lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit. Tim medis terus memantau kondisi mereka untuk memastikan pemulihan yang optimal.
Dampak Bagi Universitas Gadjah Mada dan Kegiatan KKN
Universitas Gadjah Mada menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya mahasiswa mereka dalam insiden ini. Pihak universitas juga mengapresiasi semangat dan dedikasi para mahasiswa yang menjalankan program KKN di daerah terpencil seperti Maluku Tenggara. Kegiatan KKN merupakan bagian penting dari pendidikan yang menghubungkan mahasiswa dengan masyarakat untuk memberikan kontribusi nyata.
Namun, insiden ini juga menjadi pengingat bagi universitas dan penyelenggara program KKN untuk lebih memperhatikan aspek keselamatan dalam pelaksanaan kegiatan lapangan, terutama yang melibatkan perjalanan laut. Evaluasi dan peningkatan protokol keselamatan perlu dilakukan agar risiko serupa dapat diminimalisir di masa depan.
Pentingnya Keselamatan & Pencegahan Kecelakaan Laut
Kecelakaan ini menyoroti betapa pentingnya penerapan protokol keselamatan yang ketat saat melakukan perjalanan laut. Terutama menggunakan kapal tradisional seperti longboat yang rentan terhadap cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Pengawasan terhadap kondisi cuaca sebelum keberangkatan, kesiapan alat keselamatan seperti pelampung. Serta pelatihan evakuasi bagi penumpang adalah langkah-langkah krusial untuk mencegah kecelakaan. Selain itu, pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan dapat memperkuat pengawasan.
Memberikan edukasi keselamatan kepada masyarakat yang sering menggunakan transportasi laut tradisional. Dengan demikian, insiden tragis seperti ini dapat dicegah dan keselamatan warga serta mahasiswa yang menjalankan tugas di lapangan dapat terjamin.
Kesimpulan
Peristiwa longboat terbalik yang membawa tujuh mahasiswa KKN UGM di Maluku Tenggara merupakan tragedi yang sangat menyedihkan dan menimbulkan korban jiwa. Dari 12 penumpang, satu mahasiswa meninggal dunia di lokasi kejadian dan satu lainnya ditemukan meninggal setelah pencarian intensif.
Sepuluh penumpang lainnya berhasil selamat dan mendapatkan perawatan medis. Insiden ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam perjalanan laut, terutama bagi kelompok mahasiswa dan masyarakat yang menggunakan kapal tradisional di wilayah rawan.
Diperlukan koordinasi yang baik antara instansi terkait, kesiapsiagaan, serta penerapan protokol keselamatan yang ketat agar kejadian serupa tidak terulang. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di Info Kejadian Maluku.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari kompas.com
- Gambar Kedua dari detik.com