Posted in

Tinjau Lokasi Abrasi, Gubernur Maluku Utara Langsung Beri Instruksi Tegas!

Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, baru ini tinjau langsung ke lokasi abrasi di Desa Bori, Kabupaten Halmahera Utara.

Tinjau Lokasi Abrasi, Gubernur Maluku Utara Langsung Beri Instruksi Tegas!

Kunjungan ini tidak hanya sebatas peninjauan, tetapi juga diikuti dengan instruksi tegas untuk segera menangani dampak abrasi yang semakin meluas. Langkah cepat ini menunjukkan komitmen Pemerintah Provinsi Maluku Utara dalam menjaga infrastruktur pesisir dan melindungi masyarakatnya dari ancaman bencana alam. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Maluku.

Urgensi Penanganan Abrasi di Pesisir Maluku Utara

Abrasi pantai merupakan ancaman serius bagi wilayah pesisir, termasuk di Maluku Utara. Dampak abrasi sangat merugikan, meliputi penyusutan lebar pantai, kerusakan hutan bakau, kerusakan infrastruktur di sepanjang pantai, bahkan hilangnya tempat berkumpul ikan di perairan pantai.

Kondisi ini secara langsung mengganggu mata pencarian penduduk sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Oleh karena itu, penanganan abrasi menjadi sangat urgen untuk menjaga keberlangsungan hidup masyarakat dan ekosistem pesisir.

Pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pesisir juga menjadi alasan kuat pembangunan konstruksi pengaman abrasi pantai di Tidore, yang bertujuan melindungi wilayah pesisir dari dampak erosi yang semakin meningkat. Selain itu, proyek ini juga dimaksudkan untuk mengurangi kerusakan akibat bencana alam.

Instruksi Tegas Gubernur Maluku Utara

Dalam kunjungannya, Gubernur Sherly Tjoanda Laos dengan tegas menginstruksikan Kepala BPBD, Dinas Perkim, dan Balai untuk segera memperbaiki fondasi talud di Desa Bori. Instruksi ini diberikan langsung kepada Kepala BPBD Malut, Fehby Alting, dan Kepala Dinas Perkim Malut, Musryfah Alhadar, yang mendampingi kunjungan tersebut.

Tujuan utama dari instruksi ini adalah untuk mencegah abrasi agar tidak semakin meluas dan dampaknya terhadap masyarakat dapat diminimalisir. Langkah ini menjadi bukti nyata keseriusan Pemerintah Provinsi Maluku Utara dalam memperkuat infrastruktur pesisir guna menunjang aktivitas nelayan serta menanggulangi ancaman abrasi pantai.

Menurut Kepala BPBD Provinsi Maluku Utara, Fehby Alting, pembangunan talud di lokasi tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2023, namun hingga saat ini baru terbangun sepanjang 250 meter. Pembangunan ini merupakan hasil sinergi antara BPBD, Dinas Perkim, dan Balai.

Baca Juga: Rumah Permukiman Warga di Ambon Diterjang Longsor, 1 Orang Tewas

Sinergi Antar-Lembaga Dalam Penanggulangan Bencana

Sinergi Antar-Lembaga Dalam Penanggulangan Bencana

Penanganan abrasi dan bencana alam lainnya di Maluku Utara memerlukan sinergi kuat antar-lembaga. Keterlibatan BPBD, Dinas Perkim, dan Balai dalam proyek pembangunan talud menunjukkan adanya kerja sama lintas sektor yang penting. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat proses perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mitigasi bencana.

Contoh lain dari sinergi ini terlihat dalam peninjauan lokasi longsor di Ternate Selatan. Gubernur Sherly Tjoanda Laos didampingi oleh Sekretaris Daerah Samsuddin A. Kadir, Kepala BPBD Fehby Alting, Plt. Kepala Dinas Pertanian Anwar Husen, Kepala Disperkim Musyrifah Alhadar, Kepala Dinas Sosial Zen Kasim.

Serta perwakilan dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku Utara. Diskusi langsung dengan tim BPJN di setiap lokasi longsor menunjukkan koordinasi yang erat untuk memastikan langkah penanganan cepat guna mencegah potensi longsor susulan.

Dampak Abrasi Terhadap Lingkungan dan Masyarakat

Dampak abrasi tidak hanya merusak fisik pantai, tetapi juga mengancam kehidupan masyarakat pesisir. Hilangnya tempat berkumpul ikan dapat mengganggu mata pencarian nelayan tradisional. Selain itu, masuknya air laut ke permukiman warga saat pasang tinggi dan ombak besar. Seperti yang terjadi di Pulau Moti, Kota Ternate, menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran bagi warga.

Warga di Pulau Moti bahkan sudah berulang kali meminta pembangunan tanggul penahan ombak kepada Pemerintah Kota Ternate. Namun permintaan tersebut belum sepenuhnya ditindaklanjuti karena keterbatasan anggaran. Meskipun demikian, Dinas PUPR Ternate telah memasukkan masalah abrasi di Pulau Moti sebagai program prioritas. Dengan rencana pembangunan tanggul penahan ombak secara bertahap.

Abrasi juga menyebabkan kerusakan fasilitas wisata, seperti yang terpantau di Pulau Tabailenge, Morotai, pada 8 Juni 2025. Di mana abrasi mengikis daratan sejauh 8 hingga 10 meter dari garis pantai. Bahkan, pengambilan pasir skala besar disebut-sebut memperparah abrasi di enam kecamatan di Pulau Morotai sejak tahun 2019.

Upaya Mitigasi dan Antisipasi Bencana di Maluku Utara

Upaya mitigasi dan antisipasi bencana di Maluku Utara terus dilakukan, tidak hanya fokus pada abrasi tetapi juga pada bencana lainnya seperti longsor. Gubernur Sherly Tjoanda Laos juga meninjau tiga lokasi terdampak longsor di wilayah Ternate Selatan pada 25 Juni 2025.

Tiga titik longsor yang masuk kategori ekstrem di Kastela, Sasa, dan Ngade. Akan menjadi prioritas penanganan dan mulai dikerjakan pada minggu berikutnya. Peninjauan ini mencakup lokasi longsor serta kerusakan infrastruktur akibat hujan berintensitas tinggi.

Balai Wilayah Sungai Maluku Utara juga terus berupaya melakukan berbagai program, termasuk pengamanan abrasi pantai Tidore yang dilaksanakan pada 5 Februari 2025. Selain itu, terdapat program sinkronisasi program dukungan swasembada pangan Provinsi Maluku Utara tahun 2025 dan evaluasi serta perencanaan untuk zona integritas yang lebih baik.

Kesimpulan

Instruksi tegas Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, untuk segera memperbaiki fondasi talud di Desa Bori menunjukkan komitmen serius pemerintah daerah dalam menangani abrasi. Penanganan ini sangat krusial mengingat dampak abrasi yang luas, mulai dari kerusakan ekosistem hingga ancaman terhadap mata pencarian masyarakat pesisir.

Sinergi antara BPBD, Dinas Perkim, dan Balai, serta koordinasi antar-lembaga dalam penanganan bencana longsor, merupakan langkah positif yang harus terus ditingkatkan. Dengan upaya mitigasi dan antisipasi yang berkelanjutan. Diharapkan Maluku Utara dapat lebih siap menghadapi ancaman bencana alam dan melindungi kesejahteraan masyarakatnya.

Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang Gubernur Maluku Utara Tinjau Lokasi Abrasi hanya di Info Kejadian Maluku.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.malukuterkini.com
  2. Gambar Kedua dari haliyora.id