2 mahasiswa KKN UGM meninggal dunia dalam insiden tragis di Maluku Tenggara setelah speedboat yang mereka tumpangi terbalik.
Musibah ini telah membawa duka mendalam bagi UGM dan menyoroti pentingnya prosedur keselamatan dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Maluku.
Profil Mahasiswa KKN UGM
Septian Eka Rahmadi, seorang mahasiswa Program Sarjana Teknologi Informasi, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM, merupakan salah satu korban meninggal dunia dalam insiden perahu terbalik di perairan Debut, Maluku Tenggara. Ia tergabung dalam Unit KKN-PPM Manyeuw, Maluku Tenggara.
Septian dikenal sebagai pribadi yang cerdas, bersahaja, dan memiliki komitmen tinggi dalam proses belajar maupun pengabdian kepada masyarakat. Kepergiannya membawa duka mendalam tidak hanya bagi keluarga dan sahabat, tetapi juga bagi rekan sejawatnya di KKN-PPM.
Bagus Adi Prayogo dari Fakultas Kehutanan UGM juga merupakan korban meninggal dunia dalam insiden tersebut. Selain mereka berdua, beberapa mahasiswa KKN UGM lainnya yang terlibat dalam kecelakaan tersebut adalah Afifudin Baliya, Daeren Sakti Hermanu, Muhammad Arva Sagraha, Pratista Halimawan, dan Ridwan Rahardian Wijaya.
Tujuh mahasiswa KKN ini, bersama lima warga lokal, terlibat dalam kegiatan mengambil pasir di Pulau Wahru untuk program Revitalisasi Terumbu Karang dengan metode Artificial Patch Reef (APR). Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Pattimura (Unpatti) telah menyiapkan 150 program dalam KKN kolaboratif di Maluku Tenggara yang akan berlangsung selama 50 hari
Kronologi Kejadian Nahas di Perairan Pulau Wahr
Insiden tragis ini terjadi pada Selasa, 1 Juli 2025, sekitar pukul 14.07 WIT, di perairan Pulau Wahr, Kecamatan Manyeuw, Maluku Tenggara. Kecelakaan bermula ketika tujuh mahasiswa KKN UGM bersama lima warga lokal menaiki 2 perahu motor atau speedboat untuk mengambil pasir. Pasir ini akan digunakan sebagai bahan membangun Artificial Patch Reef (APR) dalam program Revitalisasi Terumbu Karang, salah satu kegiatan KKN-PPM Unit Manyeuw. Rombongan berangkat sekitar pukul 11.00 WIT.
Dalam perjalanan pulang, salah satu perahu motor terbalik akibat gelombang tinggi dan angin kencang. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Arie Sujito, menjelaskan bahwa kapal itu terbalik saat dalam perjalanan dari Pulau Wahr menuju Desa Debut. Kapal tersebut dihantam ombak setinggi 2,5 meter. Lima mahasiswa berhasil selamat dari insiden ini.
Septian Eka Rahmadi ditemukan meninggal dunia, sementara Bagus Adi Prayogo sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan meninggal pada Selasa malam, 1 Juli 2025, pukul 23.00 WIT, oleh warga sekitar di perairan Pulau Wahr. Kapolres Maluku Tenggara AKBP Frans Duma mengungkapkan bahwa longboat tersebut terbalik sekitar 300 meter dari bibir pantai Pulau Wahr saat mengangkut 16 karung pasir.
Baca Juga: Polda Maluku Berhasil Bongkar Praktik Pengoplosan BBM di Ambon
Upaya Penyelamatan dan Dukungan Pascakejadian
Begitu informasi kecelakaan diterima oleh rekan mahasiswa KKN UGM, Fauzidiah, ia segera melaporkan kejadian ini ke Pos SAR di Maluku Tenggara pada pukul 15.40 WIT. Kepala Basarnas Ambon, Muhamad Arafah, mengonfirmasi bahwa operasi SAR pencarian para korban segera digelar. Tim SAR gabungan dari Pos SAR Tual, TNI, Polairud, Bakamla, Dinas Pariwisata Kota Tual, dan warga segera bergerak. Lima mahasiswa yang selamat berhasil ditemukan dan dievakuasi warga ke Desa Debut.
Setelah jasad Bagus Adi Prayogo ditemukan, ia langsung dievakuasi oleh tim SAR gabungan menuju RSUD Karel Sadsuitubun untuk penanganan lebih lanjut. UGM melalui DPKM dan fakultas terkait telah berkoordinasi intensif dengan Bupati dan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara. Pemerintah Provinsi Maluku, serta Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Maluku.
Koordinasi ini bertujuan untuk memastikan penanganan darurat serta memberikan pendampingan dan dukungan bagi mahasiswa yang terdampak. Termasuk dukungan psikologis bagi mahasiswa yang selamat dan pemulangan jenazah mahasiswa yang meninggal.
Komitmen UGM Terhadap Keamanan dan Evaluasi Menyeluruh
Rustamadji menjelaskan bahwa UGM berkomitmen untuk terus memastikan perlindungan dan keselamatan seluruh peserta KKN-PPM. Universitas juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keamanan di lapangan untuk meminimalkan risiko kecelakaan serupa di masa mendatang. UGM sangat mengapresiasi bantuan dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, mitra lokal, dan warga setempat, dalam proses pencarian dan evakuasi. Bantuan mereka sangat berarti di tengah situasi sulit ini.
Rustamadji juga menyatakan bahwa Septian Eka Rahmadi adalah mahasiswa Program Sarjana Teknologi Informasi, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM. Sementara itu, Bagus Adi Prayogo adalah mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kehutanan UGM.
Ke2nya dikenal sebagai mahasiswa yang berdedikasi tinggi dan memiliki potensi besar. Jenazah Septian Eka Rahmadi akan dipulangkan ke Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB), sedangkan jenazah Bagus Adi Prayogo akan diterbangkan ke Bojonegoro, Jawa Timur. Proses pemulangan jenazah ini akan dikawal oleh Kagama dan UGM.
Pelajaran dan Harapan ke Depan
Tragedi ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya prosedur keselamatan yang ketat dalam setiap kegiatan pengabdian masyarakat. Terutama yang melibatkan lingkungan alam yang berisiko. UGM menunjukkan tanggung jawabnya dengan tidak hanya fokus pada penanganan darurat dan dukungan pascakejadian. Tetapi juga pada evaluasi mendalam untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
2 mahasiswa KKN UGM meninggal berprestasi ini adalah duka bagi seluruh civitas akademika UGM. Namun semangat pengabdian yang mereka tunjukkan akan terus dikenang. Diharapkan, dengan adanya evaluasi dan perbaikan prosedur, kegiatan KKN-PPM dapat terus berjalan dengan aman dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Tanpa harus mengorbankan nyawa generasi muda penerus bangsa.
Kesimpulan
Insiden terbaliknya speedboat di Maluku Tenggara yang menewaskan 2 mahasiswa KKN UGM, Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo. Merupakan tragedi yang disebabkan oleh kondisi cuaca buruk. UGM telah mengambil langkah-langkah penanganan darurat, memberikan dukungan psikologis. Serta mengupayakan pemulangan jenazah, sekaligus berkomitmen untuk mengevaluasi prosedur keselamatan kegiatan KKN-PPM.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di INFO KEJADIAN MALUKU.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari jateng.tribunnews.com
- Gambar Kedua dari www.detik.com