Posted in

Mabuk, Kepala Dusun Maluku Cabuli Siswi dan Serang Kekasih Korban

Kasus dugaan cabuli siswi SMA dan penganiayaan pacarnya oleh SW, Kepala Dusun Temi, kini menjadi sorotan publik di Maluku.

Mabuk, Kepala Dusun Maluku Cabuli Siswi dan Serang Kekasih Korban

Peristiwa yang terjadi pada Jumat malam, 20 Juni 2025 ini telah dilaporkan ke aparat penegak hukum, dengan harapan pelaku dihukum seberat-beratnya.  Berikut Info Kejadian Maluku akan membahas secara lengkap peristiwa memilukan tersebut.

Kronologi Kejadian

Insiden ini bermula saat korban, seorang siswi SMA, sedang duduk bersama pacarnya di sebuah pos jaga di Dusun Temi. Dalam suasana yang tenang itu, tiba-tiba SW, Kepala Dusun yang diketahui dalam kondisi mabuk dan hanya mengenakan celana pendek, datang menghampiri pasangan muda tersebut. Tanpa basa-basi, SW menanyakan identitas pacar korban dengan nada mengintimidasi.

Menurut keterangan RS, kakak kandung korban, SW kemudian memukuli pacar adiknya hingga terluka parah dan memaksanya meninggalkan lokasi. Karena ketakutan dan tidak mampu melawan, pacar korban memilih mundur dan memantau dari kejauhan. Situasi ini dimanfaatkan SW untuk melancarkan aksi bejatnya terhadap siswi tersebut.

Saat korban pulang ke rumah dalam keadaan trauma dan menangis, keluarga curiga dan terus membujuknya hingga akhirnya korban mengungkapkan kejadian sebenarnya. Mendengar pengakuan memilukan tersebut, pihak keluarga segera bertindak.

Upaya Keluarga Mencari Keadilan

Setelah mendengar pengakuan korban, RS dan keluarga beserta pacar korban memutuskan untuk mengonfrontasi SW di rumahnya. Namun, bukannya mendapatkan jawaban atau klarifikasi, mereka justru kembali menerima kekerasan. SW mengamuk dan kembali menghajar pacar korban.

Pertemuan mediasi pun sempat dilakukan bersama aparat desa, kepala pemuda, Babinkamtibmas, dan Babinsa. Namun, bukannya menyelesaikan masalah, suasana malah memanas. Dalam forum tersebut, SW kembali meluapkan emosinya. Tidak hanya menyerang pacar korban, beberapa anggota forum bahkan ikut menyerang aparat kepolisian yang hadir dalam upaya menutupi kejahatan kepala dusun.

“Kami hanya ingin menyelesaikan secara damai dan terbuka, tetapi pelaku malah menyerang kembali. Bahkan polisi juga ikut jadi korban,” ungkap RS geram.

Baca Juga: Progres Pembangunan Bendungan Rp 2 T di Maluku Digarap Sejak 2017

Penanganan Hukum

Mabuk, Kepala Dusun Maluku Cabuli Siswi dan Serang Kekasih Korban

Kapolsek Huamual, Ipda Salim Balami, membenarkan bahwa SW telah dilaporkan ke kepolisian atas dua tuduhan: pencabulan dan kekerasan bersama. Kasus kekerasan saat ini sedang diproses di Polsek Huamual, sementara kasus pencabulan ditangani oleh Polres Seram Bagian Barat.

Untuk kasus pengeroyokan, pihak Polsek telah memeriksa seluruh saksi, pelapor, serta empat orang terlapor. Proses selanjutnya tinggal menunggu gelar perkara dan penetapan tersangka yang dijadwalkan dilakukan pada Senin, 30 Juni 2025.

Sementara itu, penyidik dari Polres juga telah menyiapkan pemanggilan resmi terhadap SW terkait laporan pencabulan. Namun, karena pelaku juga sedang diproses di Polsek, maka pemanggilan baru akan dilayangkan pada hari yang sama.

“Sudah dijadwalkan pemanggilan terhadap terlapor Senin besok. Proses tetap berjalan sesuai aturan hukum,” jelas Salim.

Kondisi Korban dan Seruan Keadilan

Korban saat ini masih mengalami trauma berat akibat kejadian tersebut. Menurut keluarga, adik mereka belum bisa kembali beraktivitas seperti biasa dan sangat terguncang secara psikologis. Pihak keluarga kini hanya berharap keadilan ditegakkan.

“Kami minta aparat hukum serius tangani ini. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya karena sudah mencoreng nama desa, menyakiti anak di bawah umur, dan menyerang orang lain serta aparat,” ujar RS, kakak korban.

Keluarga juga berharap kejadian ini tidak ditutup-tutupi atau dilindungi oleh pihak mana pun, mengingat pelaku adalah seorang kepala dusun yang seharusnya menjadi teladan di tengah masyarakat.

Kesimpulan

Kasus SW, Kepala Dusun Temi, menjadi tamparan keras bagi upaya penegakan hukum dan moralitas di tingkat desa. Ketika seorang aparat desa justru menjadi pelaku kekerasan dan pelecehan seksual terhadap warganya sendiri, maka kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin lokal akan hancur. Kini, semua mata tertuju pada proses hukum yang sedang berjalan.

Apakah keadilan akan ditegakkan secara transparan, atau justru dikaburkan oleh kuasa jabatan? Jawaban atas pertanyaan ini akan menjadi penentu masa depan kepercayaan warga terhadap sistem hukum dan kepemimpinan lokal. Simak dan ikuti terus Info Kejadian Maluku agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari titastory.id
  2. Gambar Kedua dari memoindonesia.co.id