Posted in

Bandara Oesman Sadik Ditutup Usai Banjir di Maluku

Bandara Oesman Sadik di Halmahera Selatan, Maluku Utara, ditutup sementara akibat landasan pacu yang tergenang banjir setelah hujan deras.

Bandara Oesman Sadik Ditutup Usai Banjir di Maluku

Penutupan operasional ini dilakukan demi keselamatan penerbangan, seiring dengan kondisi banjir parah yang melanda sejumlah wilayah di kabupaten tersebut. akan membahas lebih dalam lagi mengenai Bandara Oesman Sadik ditutup ssai banjir di Maluku.

Penyebab dan Kondisi Banjir

Hujan berintensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, sejak Sabtu, 21 Juni, menyebabkan banjir di lima kecamatan. Banjir tersebut melanda 15 desa yang tersebar di Kecamatan Bacan, Bacan Selatan, Gane Barat, Gane Timur, dan Gane Timur Selatan. Tinggi muka air di sejumlah titik terdampak tercatat berkisar antara 20 hingga 150 cm.

Penutupan Operasional Bandara Oesman Sadik

Akibat genangan air di landasan pacu, operasional Bandara Oesman Sadik ditutup. Penutupan ini sesuai dengan NOTAM (Notice to Airmen) Nomor: C0810/25 NOTAMN. Awalnya, NOTAM penutupan landasan pacu sepanjang 300 meter dari awal runway 06 berlaku hingga Senin, 23 Juni 2025. Namun, hujan yang kembali turun menyebabkan perpanjangan NOTAM penutupan.

Baca Juga: Pulau Ambon Berduka: Jejak Banjir dan Longsor yang Melumpuhkan Kota

Dampak Terhadap Penerbangan

Dampak

Ketika hujan deras menyebabkan banjir, operasional bandara langsung ditutup. Pada saat penutupan, terdapat satu pesawat Wings Air yang berada di apron bandara. Informasi lebih lanjut mengenai jadwal penerbangan yang terdampak atau durasi penutupan hingga Selasa, 24 Juni, disebutkan dalam salah satu laporan.

Dampak Sosial dan Kerusakan Infrastruktur

Banjir hebat ini tidak hanya mengganggu operasional bandara tetapi juga berdampak signifikan pada masyarakat dan infrastruktur. Sebanyak 4.182 kepala keluarga (KK) atau 13.965 jiwa mengungsi ke lokasi aman. Titik-titik pengungsian tersebar di empat lokasi, yaitu Kantor BPBD, Masjid Raya Al-Khairat, Masjid Sultan Bacan, dan SMP Negeri 1 Bacan.

Banjir juga mengakibatkan satu balita berusia dua tahun meninggal dunia setelah terbawa arus, dan satu orang mengalami luka akibat sengatan listrik. Selain itu, sebanyak 1.522 rumah terdampak banjir. Empat rumah mengalami rusak berat, tiga rusak ringan, dua jembatan rusak berat, dan satu jembatan rusak ringan. Satu bronjong sepanjang 40 meter juga mengalami kerusakan.

Penanganan dan Kebutuhan Mendesak

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menerima data terkait dampak banjir ini. Dinas Sosial dan Tagana telah mendirikan dapur umum di Lapangan Merdeka Labuha dan Desa Amasing Kota Utara untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Kebutuhan mendesak bagi para korban banjir saat ini meliputi makanan siap saji, selimut, terpal, tikar, pakaian, serta perlengkapan bayi dan balita.

Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi ulasan menarik lainnya mengenai berita viral dan terbaru hanya di .


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari nasional.kontan.co.id
  2. Gambar Kedua dari nasional.kontan.co.id