Posted in

Pulau Ambon Berduka: Jejak Banjir dan Longsor yang Melumpuhkan Kota

Sejumlah wilayah di Pulau Ambon mengalami dampak signifikan berupa banjir dan tanah longsor dalam beberapa waktu terakhir.

Pulau Ambon Berduka: Jejak Banjir dan Longsor yang Melumpuhkan Kota

Intensitas curah hujan yang tinggi menjadi pemicu utama bencana ini, mengakibatkan genangan air, kerusakan fasilitas, dan gangguan aktivitas masyarakat. Berikut Info Kejadian Maluku akan membahas situasi ini menyoroti urgensi penanganan dan mitigasi bencana di wilayah kepulauan yang rentan.

Dampak Bencana Banjir dan Longsor di Ambon

Intensitas curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir di Kota Ambon menyebabkan sejumlah wilayah terdampak banjir dan tanah longsor. Bencana ini mengakibatkan 47 rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 50 cm, 5 rumah rusak ringan, dan 7 rumah terancam berdasarkan data awal pada 19 Juni 2022.

Wali Kota Ambon mengakui bahwa hujan deras telah menyebabkan beberapa titik di Kota Ambon mengalami tanah longsor, seperti di kawasan Batumerah Dalam. Hujan deras yang mengguyur Kota Ambon pada akhir pekan ini menyebabkan longsor dan banjir, dengan banjir terparah terjadi di kawasan Batumerah.

Penyebab dan Faktor Pemicu

Kota Ambon, yang terletak di bagian selatan Pulau Ambon, memiliki luas daratan sekitar 359,45 km2 dan perairan 17,55 km2, dengan garis pantai sepanjang 98 km. Wilayah Ambon masuk dalam kategori pulau kecil dan Kota Ambon sendiri merupakan wilayah berbukit dengan lima daerah aliran sungai (DAS) yang sempit dan pendek.

Kondisi geografis ini menjadi faktor masalah jika tidak diatur dengan baik. Hutan di Kota Ambon semakin berkurang karena wilayah-wilayah yang seharusnya menjadi kawasan tangkapan air kini dibuka untuk kepentingan pertanian dan permukiman. Praktik ini membuka peluang terjadinya banjir dan tanah longsor karena air hujan turun.

Baca Juga:

Kerentanan Wilayah & Perubahan Lingkungan

Musim penghujan di Pulau Ambon, Maluku, kerap menyebabkan banjir dan longsor. Salah satu kawasan terparah yang diterjang banjir adalah Kelurahan Waihoka, Ambon, di mana banjir luapan Kali Wailoka. Merendam ratusan rumah warga dan air meluap menaiki talud pembatas serta masuk ke rumah-rumah warga.

Longsor juga terjadi di Negeri Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon, akibat luapan Sungai Wailela yang merembes masuk ke permukiman warga. Ketinggian air Sungai Wailela bahkan menghanyutkan belasan makam karena lokasi pemakaman umum longsor, dengan warga menemukan tengkorak manusia masih menempel di dinding tebing pasca longsor.

Penanganan dan Antisipasi Bencana

Penanganan dan Antisipasi Bencana

Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Kota Ambon, Vita, menyampaikan jumlah rumah yang rusak akibat longsor dan pohon tumbang. Walikota Ambon mengingatkan warganya untuk waspada terhadap banjir dan longsor. BPBD Kota Ambon menyebutkan bahwa potensi banjir tinggi terjadi di daerah dekat sungai dan dataran rendah.

Untuk mengantisipasi bencana, perlu ada perubahan besar dan penanganan serius di bagian hulu. Pengawasan pembangunan dan pemberian izin untuk bangunan besar yang memicu bencana. Pembenahan tata kelola kota, seperti dalam pemberian izin mendirikan bangunan (IMB) dan pengawasan, sangat diperlukan.

Tata Kelola Kota dan Mitigasi Risiko

Ahli pemetaan dan infrastruktur perkotaan, Ronny Loppies, menekankan perlunya tindakan spektakuler dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak untuk memberikan rasa aman kepada warga Ambon dari ancaman bencana.

Rafael M. Osok, guru besar konservasi tanah dan air, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Ambon, menyebutkan data BNPB 2020. Menunjukkan Kota Ambon mempunyai ancaman bencana sedang dengan nilai Indeks risiko bencana sebesar 105,02.

Kesimpulan

Meskipun sudah ada tata ruang seperti dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah 2012-2032, belum ada ketegasan dari pemerintah terkait masalah yang terjadi. Saat ini, Perda RTRW Ambon sedang dalam revisi, dan Ronald F.

Pattipawaey, Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kota Ambon, menyatakan bahwa ini adalah saatnya. Peninjauan RTRW karena banyak perubahan dan aturan mendukung tinjauan kembali setelah lima tahun. Untuk Ambon, sebelas DAS teridentifikasi sempit dan pendek.

Jika DAS mengalami kerusakan, air hujan tidak dapat terkumpul ke dalam tanah, sehingga aliran air permukaan semakin besar dan dapat menyebabkan banjir dan erosi. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di Info Kejadian Maluku.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari ambon.antaranews.com
  2. Gambar Kedua dari laskarmaluku.com