Bendungan Way Apu di Maluku Capai 79 Persen, Siap Beri Banyak ManfaatDuka mendalam menyelimuti Universitas Gadjah Mada (UGM) menyusul insiden tragis yang menewaskan dua mahasiswanya.
Keduanya merupakan peserta program Kuliah Kerja Nyata–Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM yang sedang mengabdikan diri di wilayah tersebut. Info Kejadian Maluku akan membahas lebih dalam lagi mengenai tragedi di Maluku Tenggara dan duka UGM serta komitmen perbaikan program KKN.
Kronologi Musibah: Gelombang Tinggi Merenggut Nyawa
Kecelakaan nahas ini terjadi pada Senin, 30 Juni, saat ketujuh mahasiswa UGM bersama lima warga lokal menaiki sebuah longboat. Rombongan yang berjumlah total 12 orang ini berangkat dari Desa Debut menuju Pulau Wahr untuk mengambil pasir. Pasir tersebut sangat penting sebagai material dalam program revitalisasi terumbu karang, salah satu inisiatif KKN-PPM yang mereka jalankan. Namun, pada perjalanan kembali sekitar pukul 14.00 WIT, longboat tersebut diterjang cuaca ekstrem.
Gelombang tinggi dan angin kencang menyebabkan kapal terbalik di perairan Pulau Wahr, sekitar 300 meter dari bibir pantai. Meskipun beberapa penumpang berusaha menyelamatkan diri dengan berenang menuju pesisir pulau, musibah tragis itu tak terhindarkan.
Informasi mengenai insiden ini pertama kali diterima oleh tim SAR sekitar pukul 15.40 WIT. Tim gabungan segera meluncur ke lokasi kejadian, namun upaya pencarian dan penyelamatan sempat terhambat oleh kondisi cuaca buruk yang ekstrem, dengan angin kencang dan gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter.
Septian Eka Rahmadi, mahasiswa Teknologi Informasi, ditemukan meninggal di lokasi kejadian. Sementara itu, Bagus Adi Prayogo, mahasiswa Fakultas Kehutanan, sempat dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia pada Selasa. 1 Juli, pukul 23.00 WIT, di perairan Pulau Wahr, tak jauh dari lokasi terbaliknya kapal. Kedua jenazah kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Karel Sadsuitubun untuk penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: Banjir Melanda 6 Desa di Buru Selatan Maluku, Ketinggian Air Mencapai 1 Meter
Respons Cepat UGM: Pendampingan dan Penghormatan Terakhir
Menanggapi insiden ini, UGM bergerak cepat memberikan dukungan penuh kepada para korban dan keluarga. Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Arie Sujito, secara langsung menyampaikan apresiasi. Dan terima kasih kepada pemerintah daerah, KAGAMA (Keluarga Alumni Gadjah Mada), dan warga lokal atas bantuan mereka dalam proses pertolongan, pencarian, dan evakuasi.
Arie Sujito juga menegaskan komitmen universitas untuk mendampingi lima mahasiswa lainnya yang berhasil selamat dari insiden tersebut. Pendampingan ini mencakup aspek medis dan psikososial, baik secara langsung maupun melalui saluran daring. Prioritas utama UGM adalah memastikan keselamatan fisik dan mental mahasiswa, serta mencegah trauma insiden ini berkembang menjadi beban psikologis jangka panjang.
Dua dari lima mahasiswa yang selamat saat ini telah pulih secara fisik, sementara tiga lainnya masih menjalani perawatan intensif dan mendapatkan pemantauan psikologis. Sebagai bentuk penghormatan terakhir, jenazah Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo telah diberangkatkan ke kampung halaman masing-masing pada Rabu, 2 Juli 2025. Septian dipulangkan ke Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, dan Bagus ke Bojonegoro, Jawa Timur.
Proses pemulangan jenazah ini diiringi pengawalan dosen pembimbing dan dukungan penuh dari universitas, termasuk koordinasi dengan anggota KAGAMA di kedua wilayah tersebut. Sebelum diberangkatkan, sebuah upacara serah terima jenazah yang dipimpin oleh Bupati Maluku Tenggara, M. Thaher Hanubun, serta dihadiri ribuan warga, digelar di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur. Sivitas akademika UGM juga menyelenggarakan salat gaib serentak di tiga masjid kampus sebagai bentuk doa dan solidaritas bagi kedua almarhum.
Evaluasi Menyeluruh: Memperketat Protokol Keselamatan KKN
Insiden ini mendorong UGM untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap prosedur keselamatan dalam pelaksanaan KKN-PPM. Sekretaris Universitas, Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, menyatakan bahwa evaluasi internal. Akan berfokus pada peningkatan perlindungan keamanan dan keselamatan mahasiswa selama program KKN. Termasuk peninjauan ulang lokasi di daerah terpencil dan wilayah kepulauan.
Meskipun lokasi seperti perairan Debut pernah menjadi titik KKN sebelumnya, perubahan cuaca ekstrem diidentifikasi sebagai faktor risiko tambahan yang memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu, pembekalan teknis, panduan keselamatan, serta penyediaan alat pelindung diri yang selama ini telah menjadi bagian dari protokol KKN akan diperkuat dan diperketat, khususnya untuk lokasi-lokasi yang memiliki risiko tinggi.
Untuk mahasiswa yang masih berada di lokasi pengabdian, khususnya di unit KKN Manyeuw. Dan UGM akan menyediakan pendampingan intensif oleh tim psikologi dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) untuk memastikan kondisi psikologis mereka. UGM juga menawarkan opsi fleksibel bagi mahasiswa tersebut, yaitu apakah mereka ingin melanjutkan program atau ditarik kembali ke Yogyakarta. Dengan mempertimbangkan kenyamanan, kesiapan mental, dan keamanan masing-masing individu dan tim.
UGM menegaskan bahwa keselamatan dan kemanusiaan adalah prinsip utama yang menjadi landasan setiap keputusan dalam pelaksanaan tri dharma pengabdian masyarakat. Tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan memperketat standar keselamatan demi mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi ulasan menarik lainnya mengenai berita viral dan terbaru hanya di Info Kejadian Maluku.
Sumber Informasi Gambar:
Gambar Pertama dari
Gambar Kedua dari