Posted in

UGM Gelar Doa Haru Bersama Untuk Dua Mahasiswa yang Gugur di Maluku

Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar doa bersama penuh haru untuk mengenang dua mahasiswa terbaiknya, Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo, yang gugur akibat kecelakaan laut di Maluku Tenggara.

UGM Gelar Doa Haru Bersama Untuk Dua Mahasiswa yang Gugur di Maluku

Keduanya sedang menjalankan program KKN-PPM dalam misi pelestarian lingkungan. Acara khidmat ini dihadiri oleh pimpinan universitas, dosen, mahasiswa, dan keluarga besar kampus, sebagai wujud penghormatan dan duka cita atas pengabdian serta semangat juang kedua mahasiswa tersebut.

Di bawah ini akan membahas doa bersama yang digelar Universitas Gadjah Mada untuk mengenang dua mahasiswa gugur dalam kecelakaan laut saat melaksanakan KKN-PPM di Maluku.

Misi Mulia yang Berakhir Duka

Septian dan Bagus bukanlah mahasiswa biasa. Mereka adalah sosok pemuda tangguh yang mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat dan pelestarian alam. Dalam program KKN-PPM, mereka tergabung dalam Tim Unit Manyeuw yang tengah menjalankan proyek revitalisasi terumbu karang di pesisir Maluku Tenggara.

Revitalisasi terumbu karang bukan sekadar tugas akademik, melainkan bentuk nyata pengabdian pada bumi dan generasi masa depan. Dalam upaya mulia tersebut, mereka harus menghadapi medan yang tidak mudah, termasuk cuaca yang sulit diprediksi.

Pada Selasa, 1 Juli 2025, tragedi pun terjadi. Ketika mereka sedang menyeberangi perairan menggunakan speed boat, gelombang tinggi dan angin kencang membuat perahu terbalik. Lima mahasiswa berhasil diselamatkan.

Namun, Septian ditemukan meninggal dunia lebih dulu, dan Bagus sempat hilang sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa pada malam hari. Peristiwa ini menjadi luka mendalam, tak hanya bagi keluarga, tetapi juga seluruh civitas akademika UGM.

Doa Bersama Penuh Haru

Sebagai bentuk penghormatan dan duka mendalam, Universitas Gadjah Mada menggelar acara doa bersama pada Kamis, 3 Juli 2025. Bertempat di kampus UGM, doa tersebut dipimpin oleh Prof Agung Budiyanto, dan dihadiri pimpinan universitas, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, serta keluarga besar kampus.

Suasana doa berlangsung khidmat dan penuh haru. Air mata mengalir, terutama dari para sahabat dan rekan satu tim yang mengenal keduanya secara pribadi. Dalam pidatonya, Prof Agung menyampaikan bahwa Septian dan Bagus wafat dalam keadaan mulia dalam sebuah “jihad” untuk ilmu pengetahuan dan kebaikan sosial.

“Kedua ananda wafat dalam keadaan jihad, berjuang mencari ilmu dan memperjuangkan kebaikan dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Rektor UGM, Prof Ova Emilia, juga menyampaikan belasungkawa mendalam. Ia menyebut Septian dan Bagus sebagai mahasiswa cerdas dan aktif yang memiliki dedikasi tinggi terhadap isu lingkungan dan sosial.

“Mereka adalah mahasiswa yang luar biasa, sosok inspiratif yang menjadi teladan bagi kita semua,” ucap Prof Ova dengan suara bergetar.

Baca Juga:

Proses Evakuasi dan Pemulangan Jenazah

UGM Gelar Doa Haru Bersama Untuk Dua Mahasiswa yang Gugur di Maluku

Setelah insiden tragis itu, Universitas Gadjah Mada melalui Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), serta KAGAMA Maluku untuk memastikan proses pencarian, evakuasi, dan pemulangan jenazah berjalan lancar.

Bagus Adi Prayogo, mahasiswa Fakultas Kehutanan asal Desa Butoh, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, lebih dahulu tiba di Bandara Juanda, Surabaya pada Rabu, 2 Juli 2025. Sementara itu, jenazah Septian Eka Rahmadi, mahasiswa Teknologi Informasi Fakultas Teknik, diberangkatkan menuju kampung halamannya di Desa Brang Biji, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis pagi.

“Terima kasih kepada masyarakat sekitar, pemerintah daerah, relawan, dan semua pihak yang telah membantu pemulangan jenazah ananda kami,” ujar Prof Ova penuh rasa syukur.

Mengenang Jejak dan Semangat

Septian dan Bagus dikenang sebagai pribadi yang sederhana, aktif, dan memiliki semangat pengabdian tinggi. Rekan-rekan satu tim menyebut mereka sebagai sosok yang tak pernah mengeluh, bahkan dalam kondisi sulit di lapangan.

Dalam program KKN, keduanya menunjukkan kepemimpinan dan kepedulian terhadap masyarakat lokal serta lingkungan pesisir. Di Fakultasnya masing-masing, mereka dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan berdedikasi. Bagus kerap mengikuti kegiatan lingkungan hidup dan konservasi hutan.

Sementara Septian aktif dalam komunitas pengembangan teknologi untuk sosial. Kepergian mereka tidak hanya meninggalkan duka, tetapi juga warisan semangat yang membakar jiwa banyak orang.

Pihak universitas kini tengah menyiapkan penghargaan anumerta untuk keduanya sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan pengorbanan yang telah diberikan. Mereka tak hanya menjadi korban tragedi laut, tetapi juga pahlawan dalam dunia pendidikan dan kemanusiaan.

Kesimpulan

Tragedi yang menimpa Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo bukan sekadar kisah duka, tetapi juga pengingat akan pentingnya semangat pengabdian yang tulus. Doa bersama yang digelar UGM menunjukkan betapa besar cinta dan penghargaan kampus terhadap perjuangan keduanya.

Mereka telah pergi, namun nilai dan semangatnya akan terus hidup, menginspirasi ribuan mahasiswa lainnya untuk berani mengabdi dan berkarya demi masyarakat dan lingkungan. Simak dan ikuti terus Info Kejadian Maluku agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari regional.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari www.cakrawala.co