Posted in

Tragedi Longsor di Ambon: Permukiman Warga Hancur, Satu Korban Jiwa

Tragedi longsor telah melanda permukiman warga di Ambon, merenggut satu korban jiwa dan menyebabkan dampak signifikan pada puluhan keluarga.

Tragedi Longsor di Ambon: Permukiman Warga Hancur, Satu Korban Jiwa

Kejadian ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur Kota Ambon pada Minggu (22/6/2025), terutama di dua wilayah permukiman padat penduduk: Kelurahan Negeri Passo dan Desa Halong, Kecamatan Baguala. Dibawah ini Info Kejadian Maluku akan membahas material longsoran, termasuk pohon tumbang, menimpa rumah warga dan mengancam tempat tinggal puluhan keluarga lainnya.

Dampak Longsor di Kota Ambon

Longsor yang terjadi di Kota Ambon pada 22 Juni 2025 menyebabkan kerusakan parah dan berdampak luas pada kehidupan warga. Sebanyak satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat insiden ini, dan tiga kepala keluarga (KK) terdampak langsung karena rumah mereka tertimpa material longsor.

Data terbaru menunjukkan bahwa bencana alam ini mengakibatkan kerusakan pada 143 unit rumah warga di Kota Ambon. Dari jumlah tersebut, 115 rumah mengalami kerusakan ringan, sementara masing-masing 14 unit rumah mengalami kerusakan sedang dan berat.

Korban Jiwa dan Luka-Luka

Bencana longsor di Ambon telah menyebabkan dua korban jiwa dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka. Salah satu korban meninggal dunia adalah Timoti Alvaro Waas, seorang bocah berusia 6 tahun dari Desa Hatalae, Kecamatan Leitimur Selatan. Timoti meninggal dunia setelah tertimbun reruntuhan rumahnya pada Sabtu (21/6/2025).

Kakak korban juga mengalami luka-luka dalam insiden yang sama dan masih menjalani perawatan. Meskipun ada beberapa korban luka ringan, secara keseluruhan, tidak ada korban jiwa atau luka akibat pohon tumbang lainnya yang terjadi di lokasi yang berbeda.

Baca Juga:

Lokasi Terdampak dan Titik Rawan Longsor

Longsor dan banjir melanda berbagai wilayah di Kota Ambon, dengan beberapa kecamatan yang paling parah terdampak. Kecamatan Sirimau menjadi daerah dengan titik longsor terbanyak, yaitu 22 titik. Di Kecamatan Sirimau, longsor terjadi di Kelurahan Hative Kecil (enam titik), Kelurahan Batu Mejah (tujuh titik), serta Negeri Batu Merah dan Karang Panjang (masing-masing dua titik).

Khusus di Kecamatan Baguala, longsor terjadi di Kelurahan Negeri Passo dan Desa Halong. Di Kecamatan Leitimur Selatan, longsor dilaporkan di Negeri Kilang dan Desa Hatalae. Desa Amahusu di Kecamatan Nusaniwe juga mengalami longsor yang menimpa rumah warga dari tebing setinggi kurang lebih 10 meter yang berbatasan dengan kuburan.

Upaya Penanganan Darurat oleh BPBD

Upaya Penanganan Darurat oleh BPBD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon segera mengambil tindakan penanganan darurat setelah laporan longsor diterima. Tim BPBD telah mengevakuasi warga yang terdampak dan mendistribusikan bantuan logistik. Bantuan logistik yang diberikan meliputi terpal, sekop, gerobak, dan karung untuk membantu proses evakuasi dan penanganan darurat.

Selain itu, BPBD juga telah berhasil membersihkan material longsoran dan pohon tumbang di area terdampak, sehingga aktivitas warga perlahan mulai kembali normal. BPBD juga mendirikan Pos Komando di lokasi bencana untuk memberikan informasi terkini kepada masyarakat dan bersiaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah lainnya.

Penyebab Longsor dan Cuaca Ekstrem

Tragedi bencana longsor di Ambon sebagian besar dipicu oleh hujan deras dan cuaca ekstrem yang melanda kota tersebut. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat telah mengguyur Kota Ambon selama beberapa hari, bahkan dua hari berturut-turut sebelum insiden utama. Kondisi ini meningkatkan risiko longsor, terutama di daerah perbukitan dan tanah gembur.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Pattimura Ambon telah mengeluarkan peringatan dini. Mengenai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang. Analisis BMKG menunjukkan bahwa cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya daerah pertemuan angin, percepatan massa udara.

Kesimpulan

BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, longsor, dan angin kencang. Imbauan ini secara khusus ditujukan bagi warga yang tinggal di sekitar lereng bukit dan bantaran sungai. Agar mereka mengikuti instruksi resmi dari petugas lapangan guna menghindari risiko bencana yang lebih besar.

Anggota Komisi III DPRD Maluku, Allan Lohy, menyatakan komitmennya untuk segera menindaklanjuti setiap laporan kerusakan infrastruktur jalan yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di Info Kejadian Maluku.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari detik.com
  2. Gambar Kedua dari teras.id